11.10.11

bbm mama #2

Dibaca Bagus Buat Intropeksi Diri :) (y)

1• Anak terkadang berfikir orang tuanya pilih kasih terhadap saudaranya
2• Anak terkadang merasa terkekang oleh orang tuanya
3• Anak terkadang merasa lebih pintar dan membantah nasihat orang tuanya
4• Anak terkadang merasa bahwa dirinya tidak di sayang
5• Anak terkadang memperhitungkan segala sesuatu yang telah ia lakukan untuk orang tuanya
6• Anak terkadang membingungkan harta warisan
7• Anak terkadang menganggap remeh sesuatu pekerjaan yang telah diberikan
8• Anak terkadang membentak orang tuanya saat berbicara


---» 8 Fakta 
 yang tidak diketahui oleh anak:

1. Anak sering tidak mengerti jika dibalik sepengetahuannya orang tuanya selalu memuji anak di depan saudaranya
2. Anak sering tidak mengerti bahwa semua yang di lakukan orang tuanya hanya untuk kebaikan masa depan anak
3. Anak sering tidak mengerti bahwa orang tuanya telah menjalani kehidupan yang lebih keras dibanding anak
4. Anak sering tidak mengerti bahwa di setiap doa dan harapan orang tua nama anak selalu di ingat dan disebut
5. Orang tua jarang sekali memberitahukan mengenai pengorbanannya selama melahirkan anda
6. Orang tua telah mempersiapkan  warisan terbaik (tdk selalu harta) untuk anaknya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan
7. Orang tua tidak rela melihat anaknya hidup bersusah - susah di tempat orang lain.
8. Anak tidak mengerti setiap kali ia membentak, hati orang tua akan bergetar dan menyebabkan umurnya lebih pendek

bbm mama #1


sejak mama punya bb, doi suka ngirim bbm bijak dan berisi pesan2 gitu. sebetulnya sih bbm nya itu juga dia dapet dari bm-an orang2. dan mungkin juga gue udah pernah dapet dr bm-an temen gue. tapi... entah kenapa semua kerasa beda kalo yang ngirim itu orangtua kita sendiri. seolah emang doi ngomong langsung ke kita. kadang suka kebawa sedih juga sih bacanya *banyaka gaya, drama pula* tapi emang beneran loh. berikut ini contoh bbm nya. :D

----------------------------------------------------------------

"Pesan AYAH dan IBU untuk mu"

Wahai Anak2ku, JIKA AKU TUA nanti:
Mengertilah Terhadapku...
  • Jika aku ber ulang2 mengatakan sesuatu, Bersabarlah Mendengarkanku jangan Memutuskan Pembicaraaanku... walau sudah bosan Telingamu...
  • Jika aku seketika Lupa Pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk Mengingatnya...  Bagi ku, apa yang Dibicarakan tidaklah Penting, asal kau ada Mendengarkan di Sampingku... Saat kau Kecil...aku harus mengulang Cerita, yang telah Beratus kali ku Bacakan, agar kau Tertidur dan Gembira... Rengkuhlah Jemariku ini, beri Aku Perhatianmu, Jangan pernah Berhenti...
  • Kalau aku perlu kau untuk memandikanku... janganlah Marah padaku, Ingatlah sewaktu kecil aku harus memakai seribu cara untuk Membujukmu...
  • Kalau aku tak paham Informasi dan hal Baru.. Janganlah Mengejekku... Ingatlah dahulu, aku harus Bersabar menjawab setiap pertanyaanmu. "Mengapa" dari mu...
  • Jika nanti aku Lemah dan tak sanggup Berjalan lagi...  ingatlah saat kau dulu, belajar Menapakkan Kaki... Ulurkanlah Tanganmu yang masih kuat, untuk memapahku seperti saat aku dulu Mendampingimu...
Kini...Temani aku Jalan...Di Sisa usiaku berikan Kasih Tulusmu... Kan ku balas dengan rasa Syukurku...
Serta Cinta tak Terhingga untukmu...
Kelak kan tiba Waktuku untuk PERGI...
Panjatkanlah selalu Do'amu kepada ZAT YANG MAHA TINGGI...
Karena Permohonanmu bagai Sambaran Kilat yang Menerangi Cahaya dalam Kuburku...
Jangan kau Tangisi dan Ratap aku.. Dengan Kesedihanmu... Berdo'a dan Perbanyaklah Amal Baktimu...
Jadilah anak yang Sholeh / Sholeha dan Engkaulah yang akan menjadi Pelita dalam Kuburku...
Jadilah Anak yang Berbakti...    Isi Hidup dengan hal yang Berarti... agar kelak ALLAH akan Mempertemukan kita kembali berkumpul di Taman Surga-Nya yang abadi...Amiin Ya Robbal Alamin...

----------------------------------------------------------------

me-ni-kah

bener seperti apa yang gue bilang di tulisan terdahulu, mister juice, gue akan jarang2 nulis cerita khusus untuk tokoh dalam hidup gue yang satu ini, kakak gue. dan kenapa gue kali ini akan menulis tentang dia? karena dia mau nikah sodara sodara! ya mau me-ni-kah.

udah lama banget gue selalu punya doa, keinginan, harapan, angan2, dan hal-hal semacam itu lainnya, yang intinya adalah gue minta kepada Allah supaya kakak gue ini cepet menikah dan keluar dari rumah atau gue duluan yang keluar dari rumah. tujuannya sih hanya satu, supaya gue gak perlu lagi seatap sama dia. agak jahat sih emang, tapi ya emang begitu. kenapa? karena gue merasa hidup tanpanya akan terasa lebih damai dan tentram, jauh dari godaan setan, dan juga hal-hal yang membuat suasana hati menjadi acak-kadut. dan sekarang, doa, keinginan, harapan, angan2, dan hal-hal semacam itu lainnya dibuat menjadi nyata oleh Allah, kakak gue akan menikah.

jujur sih, sebetulnya gue juga agak kaget hal ini akan terjadi secepat ini. dalam perkiraan gue, doi akan menikah sekitar 2-3 tahun lagi. dan sekarang, tinggal 3 bulan lagi menjelang pernikahannya. berita akan menikahnya kakak gue ini cukup membuat keluarga cukup terkejut. pasalnya, calon bini nya ini baru dipacari sekitar 1 bulan kurang, dan tiba2 mereka memutuskan untuk menikah. gimana gak kaget coba keluarga gue. bahkan nih ya, gue baru pertama kali ketemu sama calon kakak ipar gue ini setelah berita pernikahan mereka mencuat di keluarga. seeeeeeee, cepet banget kan prosesnya, pacarnya ini belom pernah kenalan sm gue dan adek gue, doi udah mau nikah aja sama kakak gue. belom ada sebulan loh, kurang cepet apa coba. tapi balik lagi sih, kalo emang jodoh, kalo emang udah waktunya, kalo emang udah jalannya, ya dimudahkan dan dilancarkan aja gitu semuanya.

Alhamdulillah nya, bokap nyokap gue setuju2 aja sih. dan menyerahkan sepenuhnya keputusan ke kakak gue. hanya aja, nyokap gue tetep bertanya2 apakah kakak gue beneran serius menjalin hubungannya sampe2 mau nikah cepet. dan nampaknya sih emang kakak gue udah siap untuk menuju pernikahan, dan udah bertekad. sejauh ini sih begitu yang gue liat. tapi.. tapi.. tapi.. ah yasudahlah, itu urusan mereka berdua nantinya gimana mengarungi kehidupan rumah tangga ke depannya *azeeek*

di tengah ke kagetan kakak gue mau menikah ini. ternyata ada berita yang lebih mengagetkan lagi. jarak antara mereka jadian sampe akad nikah nanti itu cuman 6 bulan. mengagetkan kan. yang ada dibayangan gue juga tadinya masih taun depannya atau gimana gitu. ini 6 bulan aja gituuu. bener-bener prosesnya sungguh kilat. aduh, kalo gue ceritain panjang lebarnya sih bener2 cepet banget deh prosesnya. dan terasanya semacam mengalir aja gitu semuanya.

jadi dalam 3 bulan ke depan gue akan punya kakak ipar, kakak gue keluar dari rumah, orangtua gue punya besan, dan gue juga akan merasa mendapat sedikit kebebasan dan ketenangan hidup. hooray! oke oke penekanan kakak gue keluar dari rumah ini terlihat sedikit jahat ya. tapi percaya lah, jika anda pernah tinggal 22 tahun bersama kakak gue, ................................... (gak bisa diungkapkan).

keluarga dan calon kakak ipar

ohiya! tapi dibalik kesenangan terselubung gue ini gue juga menyelipkan doa kok. semoga acara lamarannya bulan depan lancar. terus persiapan sampai menjelang hari-H nya lancar dan berjalan dengan baik. nantinya rumah tangga nya sakinah. dan gue juga mengharapkan keponakan yang lucu-lucu pastinya. selamat! dan dengan sangat senang hati, ikhlas, lapang dada, kuberikan semua cobaan hidup gue selama ini kepada calon kakak ipar gue. uber-congrats! semoga betah dan tabah. aamiin.


21.7.11

hidup anak kecil itu enak

Gue gak tau lagi harus cerita ke siapa lagi. Gue lagi ngerasa ada pada posisi yang sangat lemah dan tak berdaya. Gak tau apa lagi yang harus dilakukan. Walopun keliatannya usaha gue gak maksimal sih. Tapi gue udah usaha kok, yakin deh. Dan gue bingung harus pilih pendengar yang mana, mama pernah bilang untuk tetep diam untuk masalah internal. Mungkin ini juga yang mengakibatkan gue layaknya orang introvert, semua jadi dipendam.

Pernah gak sih ngerasa gak berdaya, gak bisa berbuat apa2. Yang akhirnya bisa lo lakuin cuman pasrah dan membatasi semuanya. Bikin ngerasa jadi ketergantungan, dan ngerasa jadinya hal yang penting banget untuk gak dilewatkan. Padahal intinya bukan itu sih, tapi kenyataannya gak begitu.

Sampai waktu tadi lagi beli nasi goreng di pinggir jalan, ada anak kecil, seumuran 3 tahun lah kira2, yang ternyata anaknya si penjual nasi goreng itu. Makan tempe goreng, tanpa beban. Iya, sekarang aja makan tempe goreng bisa jadi kaya ada bebannya buat gue, beban pikiran loh ya. Selesai makan tempe goreng, si anak jalan2 naik motor sama kakaknya. Menikmati angin malam. Sekarang, kalo keluar malam, gue suka ngerasa gak sehat, gak cocok lagi sama angin malam kayanya, serius loh gue ini. Kelar jalan2 naik motor, turun, minta duit dengan santainya ke orangtuanya yang lagi bikin pesenan nasi goreng gue. Santai. Sekarang, gak mungkin kan ya gue minta duit ke orangtua gue dengan santainya. Gak enak.

Nah hidup si anak kecil ini enak banget, tanpa beban, santai. Bisa ngomong seenaknya. Bebas. Nah sekarang gue, mau ngomong aja bingung ke siapa. Gak tau juga kenapa. Karena itu mungkin ya, dipendam akhirnya. Sampe pernah ngerasa dadanya sakit karena banyak yang dipendam (ini terdengar lebay gak sih). Tapi beneran loh, coba aja lo pendam semua masalah lo, trus diem2 aja gitu, pasti ngerasa sakit kaya pengen ada yang dikeluarin gitu deh.

Sebenernya inti dari ngalor-ngidul omongan gak jelas dan absurd ini adalah...............hidup anak kecil itu enak. Seandainya bisa balik lagi ke masa2 waktu kecil, enak kali yah. Tapi kita sekarang udah tumbuh dan berkembang, begitu juga dengan masalah dan beban. Pak ustadz kan sering bilang tuh, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas umatnya. Berarti Allah tau, ini semua masih pada batas kemampuan gue. Berarti pasti ada jalan keluarnya dan titik terangnya. Kalo begitu sekarang tinggal tunggu jalan yang bener, dan nyala lampu yang terang untuk kembali menjadi tenang.



Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

15.7.11

Tes lagi

Tes lagi siiist!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tes

Percobaan ngeblog via email :)
sincerely,
Putut Adiprasetyo, S.Psi

7.4.11

Sapa Semut

Kegiatan nongkrong asik di kamar mandi udah jadi kebiasaan saat mandi. Sambil nongkrong, biasanya pikiran saya suka mengawang-awang entah kemana. Mikir mulai dari hal-hal kecil, besar, mungkin, tidak mungkin, bersih, kotor, dan banyak hal lainnya. Tapi awang-awang saya tadi sedikit terbuyarkan dengan kehadiran semut-semut yg ada di dinding kamar mandi.

Rombongan semut ini nampak melewati nat yang ada di antara ubin dinding kamar mandi, teratur sekali. Dari alur yang saya ikuti, nampak ada dua arah perjalanan yg saling berlawanan. Langkah kaki mereka cukup cepat untuk ukuran semut (ya saya gak tau sih cepatnya semut berjalan itu seberapa cepat, tapi itu tadi nampak cukup cepat menurut saya).

Yang menjadi fokus perhatian saya adalah perhentian mereka. Entah ini ritme langkah mereka atau bagaimana, kenyataan yang saya lihat adalah setiap mereka bertemu dengan semut lain yang berlawanan arah, mereka selalu berhenti sejenak. Dan itu dilakukan tanpa terkecuali, mereka berhenti sebentar kemudian melanjutkan perjalanannya lagi. Jika di depan bertemu semut lainnya, mereka berhenti lagi, dan jalan lagi, begitu seterusnya.

Seketika pikiran saya langsung berpikir. Mereka itu berhenti untuk saling tegur sapa atau apa ya. Saya sungguh penasaran dengan percakapan mereka. Percakapan singkat di tengah perjalanan. Mungkin hanya sekedar untuk bertegur sapa atau memberi semangat dalam perjalanan.

Apa yang dilakukan semut-semut ini sungguh pasti jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari. Tanpa terkecuali mereka berhenti dan saling tegur sapa. Coba tanya kepada diri kita masing-masing, pernah kah kita saling tegur sapa dengan semua orang yang kita temui di jalan? Bahkan untuk menyapa orang yang kita kenal saja terkadang mulut ini cukup malas untuk dibuka. Atau bahkan kita justru menghindar agar tidak perlu bertemu dengan orang yang kita kenal.

Saya pun suka berbuat demikian. Bukan alasan sombong atau apa, saya bukan tipe orang yang menyapa. Saya tipe orang yang disapa (eh ini bukan mengindikasikan saya orang yang sombong dan harus akan perhatian kan?). Entah kenapa, saya merasa canggung untuk menyapa orang duluan, takut salah orang, takut obrolan selanjutnya tidak nyambung, dan sejuta alasan lainnya untuk tidak menyapa duluan.

Belajar dari sapaan semut di kamar mandi tadi, seharusnya kita bisa mencontoh apa yang mereka kerjakan. Toh, tidak ada ruginya kan kita saling sapa di jalan. Bahkan menurut agama hal itu bisa menjalin silaturahmi antar umat manusia.

Jadi, mulai sekarang, kalau bertemu saya di jalan, tolong disapa ya, hehehe..